Sejarah Berdirinya Klub AC Milan
Minggu, 9 Desember 2012
Awal masa terbentuk
Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Milan Cricket and Football Club pada
tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub
pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901,
Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia,
setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola
Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari
Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuat
inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk
Internazionale.
Masa GreNoLi
GreNoLi
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker).
Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas
pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo
Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5
Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah
Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai
penemu taktik catenaccio (pertahanan
gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José
Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol
Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal
sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga
merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai
menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih
Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol
Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil
direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari
Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua
(4–1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental
pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina
dalam dua leg dramatis (3–0, 1–2).
Scudetto kesepuluh dan Seri B
Di tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto
kesepuluh, yang berarti mendapatkan “bintang” untuk tim (di
Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang
disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah
dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka
hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil
kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir
musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto
kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari
dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada “Rossoneri”: setelah
memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C,
bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di
1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A,
di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan
terdegradasi kembali.
The Dream Team
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur
Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala
itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk
Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten,
Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan.
Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo
Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Era Sacchi
Arrigo Sacchi
Sacchi memenangkan Serie A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan
memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua
Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua
mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak
perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim
berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990.
Skuat kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek : Mauro Tassotti — Alessandro Costacurta — Franco Baresi — Paolo Maldini
Gelandang : Angelo Colombo — Frank Rijkaard — Carlo Ancelotti — Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud Gullit — Marco van Basten — Lothar Kahn
Kiper : Giovanni Galli
Bek : Mauro Tassotti — Alessandro Costacurta — Franco Baresi — Paolo Maldini
Gelandang : Angelo Colombo — Frank Rijkaard — Carlo Ancelotti — Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud Gullit — Marco van Basten — Lothar Kahn
Era Capello
Fabio Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello
dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya
sebagaiGli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58
pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di
semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan
terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan
Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor
depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia
dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung.
Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada
tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol
kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević (’17)(’18), Gianluigi
Lentini (’26), Paolo Baldieri (’27)(’48)(’58), Christian Antigori (’68),
dan Stefano Desideri (’78).
Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar
Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang
berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam
upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil
kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan
tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh
Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan
membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan
Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di
peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang
menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain
potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan
Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim
1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak
bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni
menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah
mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3.
Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari
Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani
Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi
kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI
adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo
Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres
Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team
dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy
Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions
UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih
awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua
kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah
menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions
UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan
memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK
dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri
dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert.
Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah
tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan),
terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United.
Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan
seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña
dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare
Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi
lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan
menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio
Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan
saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor
yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan.
Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk
kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan
satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni.
Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan
mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan
tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan
kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang
membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga
menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC
Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari
Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari
Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat
sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun,
setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan
Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.
Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun
rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari
masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan
mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di
Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian
Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha
Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui
Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan
meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika
mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris.
Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga
Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang
Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli
yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan
pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga
karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli,
Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di
dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan
Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan
dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam.
Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan
torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan
pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada
penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena
terbukti doping.
Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA
setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina
dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan
menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang
atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada
perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009),
Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari
Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal
dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan
David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika
Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen
liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang
meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang
kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus
mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan
sebelumnya, Ancelotti yang “hijrah ke London”, tepatnya klub Chelsea
F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
- Kaka, pindah ke Real Madrid. Nilai transfernya ± 67 juta Euro
- Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
- Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah
pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi
membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan
mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang
mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan
Huntelaar bekas penyerang Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta
Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak
menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur
pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan
Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan.
Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy,
seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang
World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh
Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby
30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah
memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan
terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja
Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat
serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo
memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro. Setelah
kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago
Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2. Dan setelah
itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio
Marc’Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC
Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro
2-0 sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona
masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2
Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up
di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan
Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0.
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah
berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat
pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat
kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali
berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1.
Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini
pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010
antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan
Juventus 3-0 di San Siro, sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri,
dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.
Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai
pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak
Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih
baru Milan.
Era Allegri, Scudetto ke-18
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan
berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates),
hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan
memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman
dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester
City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi
A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun
Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010,
Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol
tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong
sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark
van Bommel dari Bayern Munich, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus
F.C. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil menembus babak
penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di San
Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni
dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan
U.S. Città di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera.
Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby
antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan
kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei
2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan
hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2
Inter karena kalah head-to-head, dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto
yang ke-18. Pada 6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter
dalam rangka pertandingan Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A
bertemu Inter sebagai juaraPiala Italia. Milan memenangi pertandingan
tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter
dicetak oleh Wesley Sneijder,membuat Milan unggul 1 Piala Super Italia
dari Inter.
sumber: muhammad059e.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar